Monday, October 15, 2012

UPH Awards Membuat Mereka Duduk Terdiam


Universitas Pelita Harapan (UPH) kembali menggelar UPH Awards sebagai ajang prestasi dan kompetisi bagi mahasiswa—baik secara perorangan, unit kegiatan, maupun organisasi kemahasiswaan. Bermula dari sebuah penganugerahan yang sangat sederhana, acara ini telah berkembang pesat menjadi sebuah acara tahunan terbesar dan unik. Acara ini memadukan potensi, nilai, dan keunikan etnik bangsa Indonesia yang beragam, namun dikemas secara modern dengan konsep acara yang terdiri dari Grand Opening, Pengumuman Nominasi dan Malam Penganugrahan. Connie Raislim, wakil Rektor I, dalam pidato pembukanya menyatakan bahwa mahasiswa – mahasiswa penyabet penghargaan mampu mengharumkan nama kampus dan memacu mahasiswa lainnya untuk terus berkarya dan berprestasi baik secara akademis maupun nonakademis.

Malam Penganugrahan sebagai puncak acara diselenggarakan di UPH Grand Chapel, Karawaci – Tangerang, Senin (24/09/2012) malam. Karpet – karpet merah digelar, dekorasi keemasan tampak apik menghiasi kawasan kampus siap menyambut para pengunjung beserta tamu undangan. Anehnya, untuk sebuah malam penghargaan yang paling ditunggu – tunggu, antusiasme dari kalangan mahasiswa sendiri tidak begitu terlihat. Dari tahun ke tahun, barisan tempat duduk di Grand Chapel akan selalu terisi penuh saat UPH Awards digelar. Tapi tidak tahun ini. Terlihat dari beberapa bagian dari seating yang terlihat kosong. Malam berlanjut, satu demi satu penonton pun beranjak meninggalkan tempat, padahal pembacaan pemenang penghargaan belum kunjung usai. Penampilan ciamik dari Maliq and D’Essentials yang terlalu larut pun tak membantu. Sepinya penonton saat Angga cs menghentak Grand Chapel dengan lagu – lagu andalan mereka malah membuat acara tersebut terlihat sebagai private mini concert.  Seharusnya, dengan hadirnya nama besar untuk menghibur penonton di kala suntuk dengan suguhan acara utama dapat menggenjot kembali suasana hati mereka. Sangat disayangkan penampilan band jazz papan atas Indonesia yang kerap mengisi line up Java Jazz International Festival ini justru dipasang di penghujung acara. (Ajeng Quamila)

No comments:

Post a Comment